Sidoarjo, November 2023 – Bagaimana rasanya bersepeda dengan tim road bike terbaik se-Asia, Terengganu Polygon Cycling Team? 11 November lalu, pesepeda Indonesia bisa merasakan langsung bagaimana serunya ‘ditarik’ oleh Terengganu Polygon Cycling Team. Tetapi sebelum lebih jauh, mari berkenalan terlebih dahulu dengan mereka! 

Tentunya kita sudah tak asing lagi, Terenggau Polygon Cycling Team – atau biasa dikenal dengan TSG – merupakan tim road bike terbaik se-Asia, dan menduduki peringkat 30 terbaik dunia berdasarkan UCI World Ranking. Menggunakan sepeda anak bangsa, TSG berhasil mencetak podium selama dua musim terakhir dengan Polygon Helios seri tertinggi sebagai senjata utamanya. 

Aiman Cahyadi, atlet kebanggaan Indonesia yang juga bergabung pada TSG musim ini, telah berhasil menaklukkan gelar King of Mountains pada Tour of Sharjah awal tahun ini. Jeroen Meijers, pesepeda berkebangsaan Belanda, juga berhasil menyabet podium 1 general classification (GC) pada Tour de Taiwan 2023. Sementara itu Jambaljamts Sainbayar, pesepeda asal Mongolia juga bersama TSG berhasil mendapat podium 3 pada ajang olahraga bergengsi se-Asia, Asian Games 2023. 

Polygon Bikes dan TSG bekerja sama untuk mencapai satu visi, yaitu dari puncak se-Asia, menjadi puncak dunia. Hal ini disampaikan langsung oleh Steven Wijaya, direktur Polygon Group, 10 November lalu. 

“TSG ini adalah tim nomor satu di Asia yang memang visinya juga sama: dari Asia harus bisa mendunia. Jadi kolaborasi dengan TSG memang sudah berjalan cukup lama dengan tujuan kita dari Asia bersama-sama menuju puncak dunia.” 

-Steven Wijaya, direktur Polygon Group- 

Dan untuk merayakan kemenangan manis ini, Polygon Bikes mengundang atlet-atlet terbaik dari Terengganu Polygon Cycling Team ke Indonesia. Hal ini juga sebagai hadiah bagi road bikers Indonesia, Singapura, dan Malaysia yang telah lama mengikuti perjalanan Polygon Bikes dan TSG selama ini. 

Lebih dari 100 pesepeda dari penjuru Indonesia hadir pada acara ini. Atlet-atlet kondang Indonesia, seperti Liontin Evangelina dengan segudang prestasi road race kelas Asia hingga dunia, Nusantara Pro Cycling Team yang berhasil menjajakkan diri di kejuaraan internasional UCI, dan Gita Widya Yunika yang telah berjuang membawa Indonesia di SEA Games 2022 lalu. 

Juga hadir influencer dari beberapa kota di Indonesia yang juga penasaran dengan Terengganu Polygon Cycling Team. Haris Prasojo, penakluk King of Mountains Tour de Borobudur, Adipati Bob, gravel enthusiast asal Yogyakarta yang telah menamatkan keliling pulau Jawa pada tahun 2022 lalu, hingga Citra Dewi, ultra-cycling enthusiast yang menjadi finisher Bentang Jawa 2023 ini, dan masih banyak lagi influencer dari dunia sepeda. 

Komunitas pesepeda asal Surabaya pun datang dan berjumpa dengan atlet-atlet terbaik se-Asia ini, seperti Women’s Cycling Club (WCC), Freedom Cycling Club, Delta Sari Cycling Club, hingga Coffeeride Society.

Melihat Langsung Proses Berpikir dan Membangun Sepeda Juara Dunia


Polygon Factory, salah satu manufaktur sepeda terbesar di dunia.

Decak kagum menggema ketika peserta melangkah masuk ke Polygon Factory. Hanya kepada 80 cyclist, Polygon Bikes membuka lebar-lebar dapurnya untuk diperlihatkan secara langsung proses di balik pembuatan sepeda-sepeda juara. Dari Helios A Series, Helios TSG Edition, hingga Collosus N yang menjadi senjata Polygon Factory Racing (PFR) Team pada kategori mountain bike ditunjukkan dengan detail, satu demi satu prosesnya. 

Pabrik Polygon, yaitu PT Insera Sena, merupakan salah satu pabrik manufaktur sepeda terbesar di dunia, dimiliki dan dikelola secara langsung oleh anak bangsa. Mulai dari proses welding, painting, hingga assembly atau perakitan, semua dilakukan di Insera Sena, bersama tim handal yang menjadi tonggak kualitas sepeda Polygon Bikes. 


Polygon Bikes terus melakukan inovasi pada berbagai aspek produksinya.

Hal yang membuat pabrik Polygon semakin bersinar adalah kualitas serta inovasi tanpa batas yang terus dilakukan. 

“Ini pabrik kami satu-satunya yang cukup berkembang dalam 10 tahun terakhir. Tentu dengan adanya pabrik ini, kami bisa terus menjaga kualitas produksi sepeda. Makanya, Polygon dikenal sebagai sepeda yang premium, karena dari awal kami sudah punya prinsip yang jelas bahwa everything we do is all about quality.” 

-Steven Wijaya, direktur Polygon Group- 

Sebanyak 80 Lebih Pesepeda Merasakan Rasanya ‘Ditarik’ oleh Tim Terbaik se-Asia

Puncak acara yang dinanti akhirnya tiba! 11 November – sebanyak 100 cyclist gowes bersama dengan Terengganu Polygon Cycling Team dengan rute Pabrik Polygon ke Tretes, Pasuruan, sejauh 59 kilometer, dengan total incline lebih dari 1.000 meter. Mereka berkesempatan untuk mencicipi langsung rasanya ‘ditarik’ – istilah bagi pesepeda yang memimpin/menarik peloton pesepeda – oleh atlet Terengganu Polygon Cycling Team. 

Dan tentunya, Polygon Bikes kembali menghadirkan susunan acara yang baru dan berbeda dibanding gowes lainnya, yaitu challenge King of Mountains (KOM) dan Queen of Mountains (QOM). KOM dan QOM adalah perebutan gelar ‘King’ atau ‘Queen’ yang berhasil sampai di puncak dan menaklukkan medan tanjakan dengan adu kecepatan bersama peserta lainnya. 

Dengan kecepatan 35-45 km/jam, acara gowes bareng itu pun dimulai pk 05.30 di Polygon Factory. Rute yang dipilih kali ini adalah rute favorit pesepeda Surabaya. Dimulai dari Sidoarjo, menuju Porong dan Pasuruan, lalu berbelok ke arah Kasiman yang merupakan checkpoint 1, dan lanjut ke Pandaan, Pasuruan, dan berakhir di depan Hotel Surya, Tretes, Pasuruan. 

Tanjakan sudah mulai terasa lepas Porong menuju Pasuruan. Meskipun incline belum seberapa, tetapi rute yang panjang membuat banyak peserta mulai merasa ‘kewer’. Lepas checkpoint 1, tanjakan semakin terasa dan berat. Bahkan beberapa pesepeda terpaksa untuk menuntun sepedanya karena tingginya tanjakan yang mencapai 17,6%.


Tanjakan Kasiman di Pasuruan, dengan gradien 17,6%

“Suka banget! Aku suka pemandangannya, aku juga suka tanjakannya. Brutal tapi mantap banget!”  

-Citra Dewi, finisher Bentang Jawa 2023 dan juara 2 QOM Ride with TSG- 

Peserta akhirnya tiba di checkpoint 2 setelah satu setengah jam perjalanan. Rute dari checkpoint 2 ini merupakan yang dinanti-nanti oleh peserta, karena setelah inilah KOM dan QOM challenge dimulai. Sekitar 50 peserta tertantang untuk menyelesaikan tantangan dan merebut gelar KOM dan QOM. 

Yang paling menantang dan ‘pedas’ dari rute ini adalah tanjakan Jerapah, sebuah tanjakan lurus di Tretes dengan incline 15,4%.

Pukul 8:15, peserta pertama mulai tampak dari garis finis. Ialah Haris Prasojo, sang juara yang berhasil mendapatkan gelar KOM dengan Polygon Helios miliknya! Diikuti oleh Handika, pesepeda ultra-cycling asal Bandung, dan ditutup oleh Agung – pesepeda asal Bogor – sebagai juara ketiga. 

Riuh peserta tak kalah ramai ketika pemenang QOM berhasil mengakhiri challenge dengan finis strong! Ialah Priscillia Gunawan pesepeda dari Surabaya. Diikuti oleh Citra Dewi, peserta asal Bandung, dan ditutup dengan manis oleh Rosa – pesepeda asal Surabaya. 

“Jujur saja tidak ada persiapan, karena saya baru mendaftar itu mendadak. Terlebih, banyak peserta yang potensial juga untuk menang. Tetapi mungkin ini terbantu karena memang saya lumayan sering ikut gowes yang rutenya tanjakan dan cukup rutin juga untuk latihan.” 

-Priscillia, juara 1 QOM Ride with TSG- 

“Sedikit cerita sebelum ke Surya. Lupa kapan terakhir kali ke sini, mungkin lebih dari tiga tahun yang lalu. Sudah seminggu ini nggak gowes, untung aja finis. Tapi tetap fun, dong. Kan gowesnya bareng-bareng!” 

-Rosa Handayani, juara 3 QOM Ride with TSG- 

Antusias peserta terasa hangat hingga akhir acara. “Terima kasih kepada Terengganu Polygon Cycling Team dan seluruh peserta yang sudah datang ke event ini. Semoga kita semua have fun. Dan semoga melalui acara ini, kami bisa menumbuhkan kebanggaan cyclist kepada produk-produk Indonesia. Bahwa bersama-sama, kita bisa melaju menuju puncak dunia,” jelas Veronica Vivin, brand marketing Polygon Bikes di akhir acara.

What you can read next