Celebrating Victories And Legends

Bulan November ini, Singapura terasa begitu berbeda. Tour de France Prudential Singapore Criterium ketiga tidak hanya membawa semangat balap sepeda ke Asia Tenggara, tetapi juga menjadi ajang perpisahan bagi legenda balap dunia yang telah memenangkan 35 stage Tour de France, Mark Cavendish.


TSG Rider bersama Mark Cavendish (Source: TSG’s Instagram)

“Momen farewell dengan Sir Mark sangat berkesan, terutama ketika semua orang mengangkat roda sepeda mereka kemudian Mark Cavendish lewat di tengah barisan peloton,” ungkap antusias Muhammad Herlangga, atlet Nusantara Cycling Team yang juga pertama kali berkompetisi di Tour de France Singapore Criterium.

Singapore Criterium menghadirkan balapan sprint yang menantang di bawah cuaca panas dan lembap. Para atlet dari seluruh dunia berlomba bersama bintang profesional seperti Biniam Girmay, peraih Green Jersey di stage 3, 8, dan 12 Tour de France tahun ini, serta Jasper Philipsen, pemenang podium di stage 16. Mereka menempuh lintasan sejauh 57,5 km (25 lap x 2,3 km) dan bersaing dalam kategori Team Time Trial sejauh 2,3 km sebelum Criterium dimulai.

Sebagai kebanggaan Asia Tenggara dan pemegang gelar Tim No. 1 Asia 2024, Aiman Cahyadi dari TSG mengungkapkan, “Kami hanya menikmati balapan akhir pekan ini, dan berharap bisa memberikan yang terbaik.”

Sementara itu, mewakili Team Singapore, pembalap Polygon, Arfan Faisal, menyatakan, “Saya sangat bangga memiliki kesempatan untuk balapan melawan nama-nama besar. Ini adalah kesempatan untuk menunjukkan keberanian, kerja keras, dan ketekunan. Besok, kami akan memberikan segalanya dan melihat sejauh mana kami bisa mendorong diri kami.”

Mendominasi Pro Team Time Trial di Tour de France Singapore Criterium

Sebelum Criterium dimulai, para atlet menghadapi Pro Team Time Trial. TSG tampil luar biasa dengan mencatatkan waktu tercepat, diikuti Nusantara Cycling Team di posisi kedua, hanya terpaut dua detik. TSG merayakan kemenangan ini dengan membagikan highlight di Instagram.


Source: Instagram Polygon Bikes Indonesia

Bagi Nusantara Cycling Team, setiap anggota tim memiliki tugas masing-masing, Maulana Astnan yang merupakan salah satu National Champ Indonesia mengungkapkan bahwa tugasnya menjadi orang pertama yang membawa tim dari start hingga jarak 800 meter menuju tikungan tajam pertama. “Tim menugaskan saya di awal karena kemampuan saya dalam menikung dan akselerasi masih kurang dalam hal ini. Saya hampir saja menabrak tembok di tikungan kedua karena salah mengambil jalur saat menikung dengan kecepatan tinggi,” tuturnya dalam wawancara online bersama tim Polygon. “Hal ini sangat disayangkan karena menambah waktu untuk tim akibat kesalahan saya. Walaupun demikian, Alhamdulillah, tim berhasil berada di posisi kedua, sebuah hasil yang mengejutkan,” tutupnya.

Selain itu, pembalap Polygon juga bersinar di PRURide Seeker’s Mixed Open Criterium. Atlet Nasional Singapura, Riyadh Hakim, meraih posisi ketiga dan membawa pulang trofi. Pembalap yang dikenal dengan Polygon Synclinenya kali ini bertanding menggunakan Polygon Helios A8X.

Aiman Cahyadi juga mengungkapkan kebanggaannya sebagai anak Indonesia. “Sebagai orang Indonesia, saya bangga menggunakan Polygon. Kita semua harus bangga karena Polygon mewakili Asia Tenggara. Rasanya luar biasa bisa berada di peloton bersama para profesional,” ujar Juara Nasional ITT Indonesia ini, yang juga senang berbagi lintasan dengan tim elit Tour de France.

Ini menjadi penutup manis, bukan hanya bagi para atlet dan Polygon sebagai merek sepeda asal Indonesia, tetapi juga untuk seluruh anak bangsa.

What you can read next