Dalam beberapa tahun terakhir, sepeda gravel semakin populer di kalangan pesepeda, namun hal ini terjadi bukan tanpa alasan. Jenis sepeda ini menawarkan kombinasi ideal antara ketahanan, kebebasan, dan petualangan, memungkinkan penggunanya menjelajahi jalur off-road dengan fleksibilitas tinggi. Baik untuk latihan ringan maupun ekspedisi jarak jauh, gravel biking menjadi pilihan yang makin diminati.
Namun di balik tampilan serunya di media sosial, tantangan sepeda gravel sering kali baru terasa saat benar-benar turun ke lintasan. Medan yang tidak menentu, tenaga ekstra yang dibutuhkan, hingga pilihan komponen yang membingungkan bisa menjadi kendala, khususnya bagi pemula.
Artikel ini akan membahas berbagai tantangan umum dalam gravel biking dan bagaimana cara mengatasinya dengan efektif. Dengan tips yang tepat, kamu bisa lebih percaya diri dan menikmati setiap perjalanan—tak peduli seberapa berat jalurnya!
1. Tantangan Fisik: Lebih Berat dari yang Terlihat

Bersepeda gravel menuntut tenaga yang jauh lebih besar dibanding bersepeda di jalan raya. Melintasi jalur berbatu atau berlumpur membuat kamu harus terus menjaga keseimbangan, mengayuh dengan lebih kuat, dan mempertahankan momentum. Bahkan pesepeda berpengalaman bisa merasakan otot mereka bekerja lebih keras saat menghadapi medan seperti ini.
Kenapa ini jadi tantangan sepeda gravel:
- Permukaan tidak rata meningkatkan hambatan gulir
- Otot inti dan tubuh bagian atas terus aktif
- Perjalanan panjang makin melelahkan karena minimnya area untuk “istirahat” sambil melaju
Cara mengatasinya:
- Latih tubuh untuk off-road: Tambahkan latihan kekuatan dan interval ride dalam rutinitasmu.
- Perhatikan asupan energi: Bawa gel energi, camilan, dan air minum yang cukup.
- Ubah mindset: Jangan terpaku pada kecepatan. Nikmati ritme yang lebih lambat dan stabil — ini tantangan yang berbeda, tapi menyenangkan.
2. Navigasi di Lumpur, Kerikil Dalam, dan Medan Kasar

Inilah bagian yang membuat sepeda gravel terasa benar-benar berbeda. Kondisi jalur yang tidak menentu — mulai dari lumpur tebal, batuan lepas, hingga pasir atau kerikil dalam — bisa membuat keseimbangan terganggu dan kontrol sepeda lebih sulit.
Kenapa ini jadi tantangan sepeda gravel:
- Permukaan berubah-ubah membuat kontrol sulit
- Lumpur bisa menyumbat ban dan memperlambat laju
- Kerikil dalam bisa menyebabkan selip dan tidak stabil
Cara mengatasinya:
- Kuasai teknik kendali: Turunkan sedikit tekanan ban untuk daya cengkeram lebih baik dan kendalikan setang dengan santai agar bisa menyerap guncangan.
- Pilih jalur dengan cermat: Selalu lihat ke depan dan cari jalur paling stabil atau rata.
- Latih teknik pengereman dan menikung: Perlambat sebelum tikungan tajam dan pelajari teknik “feathering” pada rem untuk menghindari tergelincir.
3. Memilih Perlengkapan Sepeda Gravel yang Tepat

Salah satu tantangan besar lainnya adalah memilih perlengkapan yang benar-benar cocok untuk gravel biking. Dari bentuk rangka, lebar ban, hingga desain stang — setiap pilihan bisa sangat memengaruhi kenyamanan dan performa.
Kenapa ini jadi tantangan sepeda gravel:
- Terlalu banyak model dan komponen untuk dipilih
- Tidak semua sepeda yang disebut “gravel” memiliki fitur ideal
- Sulit menemukan keseimbangan antara kenyamanan, kecepatan, dan ketahanan
Cara mengatasinya:
- Mulai dari dasar: Sepeda gravel yang baik biasanya memiliki ban lebar (35–50 mm), rem cakram, dan geometri rangka yang lebih santai.
- Sesuaikan dengan jalur: Untuk gravel halus atau ringan, gunakan ban fast-rolling. Untuk jalur teknis, pilih ban lebih lebar dan berpola.
- Konsultasi ke toko sepeda: Kunjungi toko sepeda seperti Rodalink untuk uji coba model sepeda gravel yang recommended dan sesuai kebutuhanmu.
4. Isu Keamanan dalam Bersepeda Gravel

Gravel biking sering kali membawa pesepeda jauh dari jalan utama — dan kadang juga jauh dari pertolongan. Jika digabung dengan medan teknis, cuaca yang bisa berubah, atau turunan curam, aspek keamanan jadi hal yang penting.
Kenapa ini jadi tantangan sepeda gravel:
- Risiko jatuh lebih tinggi karena permukaan licin atau tidak rata
- Lokasi terpencil menyulitkan bantuan darurat
- Banyak pesepeda melupakan perlengkapan keselamatan dasar
Cara mengatasinya:
- Selalu memakai helm: Helm adalah perlindungan yang paling wajib digunakan. Tambahkan juga sarung tangan dan celana padding untuk kenyamanan dan perlindungan.
- Bawa alat dan cadangan: Pompa mini, ban dalam cadangan, dan multi-tool sangat penting jika terjadi masalah di tengah jalan.
- Gunakan lampu dan pakaian cerah: Walau siang hari, visibilitas bisa terbatas di area teduh atau hutan.
- Bersepeda berdua atau share lokasi: Lebih aman jika ada teman, atau setidaknya orang lain tahu di mana posisi kamu.
Baca Juga: 5 Tips Ngebut Pakai Sepeda Gravel
Kesimpulan
Memang benar bahwa tantangan sepeda gravel bisa terasa cukup berat—mulai dari medan sulit, kelelahan fisik, hingga masalah perlengkapan. Tapi justru itulah yang membuat petualangan ini semakin memuaskan. Setiap hambatan yang kamu lewati akan menambah pengalaman dan kemampuanmu sebagai pesepeda gravel.
Kuncinya adalah persiapan dan ketekunan. Kenali karakteristik sepeda gravel yang kamu gunakan, pilih perlengkapan yang sesuai, dan jangan abaikan keselamatan. Bahkan pesepeda berpengalaman pun masih menghadapi tantangan, jadi penting untuk tetap terbuka dalam belajar dan beradaptasi.
Sepeda gravel bukan tentang kecepatan atau kompetisi semata—ini tentang menjelajahi alam bebas dengan mental tangguh dan semangat petualangan. Jadi, tetap semangat meski harus menghadapi jalanan berbatu, lumpur dalam, atau turunan curam. Karena justru dari situlah kesenangan sejati gravel biking berasal.
Simak kontribusi Polygon Bikes dalam membangun koneksi antar pesepeda dengan Gravel Ride & Connect